Post ini mungkin late post banget ya hehe tapi nggak apa-apa daripada nggak sama sekali. 😜 Lagian melalui postingan ini saya pingin menandai satu tahunnya saya dan suami pindah ke apartemen hihi.
Pemandangan dari kamar apartemen saya |
Tanggal 10 Bulan Mei tahun 2019 yang lalu, saya pindah ke Apartemen Gunawangsa Manyar Surabaya secara tiba-tiba. Ini bener-bener nggak di planning sebelumnya. Gara-garanya nih di akhir Bulan April suami dapet pengumuman kalau dia diterima di PPDS IPD Universitas Airlangga. Alhamdulillah saya seneng banget waktu itu karena artinya saya nggak perlu pindah keluar kota, cukup pindah tempat tinggal aja wkwk. Nah tapi pindah kemana nih? Saat itu pilihannya antara ngekos atau ngontrak yang deket sama RSUD Soetomo dan harus gercep nyarinya soalnya habisnya pengumuman itu suami langsung udah banyak kegiatan. Waktu itu saya sempet nanya-nanya ke sepupu yang dulunya mahasiswa FK Unair plus nanya ke temen yang kebetulan suaminya itu kakak kelasnya suami di IPD. Saat lagi proses nanya-nanya itu tiba-tiba bapak mertua nyeletuk, gimana kalau tinggal di Apartemen Gunawangsa Manyar aja? Mertua saya itu punya 1 kamar di Apartemen Gunawangsa yang dijadiin investasi, jadi beli buat disewa-sewain lagi. Nah kok kebetulan apartemennya lagi kosong dan rencana awal itu mau dijual gara-gara belum ada yang mau nyewa setelah beberapa bulan. Akhirnya saya dan suami ngecek ke apartemen tersebut lalu nggak lama kemudian mutusin buat pindah kesana.
Kamar apartemen yang saya tempati ini berukuran 36 sqm 2BR atau terdiri dari 2 kamar tidur. Waktu mertua beli itu sudah full furnished dan langsung disewain tanpa didesain ulang. Personally saya kurang suka sama desainnya tapi nyaman kok hehe. Karena udah full furnished jadi istilahnya udah siap huni. Saya tinggal mindahin barang-barang pribadi kayak baju dan membeli kelengkapan hidup sehari-hari kayak printilan dapur, kamar mandi, dan alat bersih-bersih.
Ruang tamu plus dapur
|
Apartemen Gunawangsa Surabaya itu total ada tiga di Surabaya, yaitu di Manyar, MERR, dan Tidar. Manyar ini yang paling awal dan kayaknya udah lama banget berdirinya di Surabaya soalnya bangunannya keliatan tua gitu. Terdiri dari 2 tower yaitu Tower A dan Tower B. Total ada 25 lantai di Tower A, terdiri dari apartemen, kamar hotel dari lantai 16-20, dan restaurant serta beberapa ruangan yang bisa disewa untuk event seperti rapat di lantai 21-23. Karena Tower A ini isinya banyak nggak cuma apartemen aja, lobbynya dibuat lebih "mewah" dibanding lobby Tower B. Kadang kasian juga kalau liat lobby B kayak dianaktirikan gitu. 😅 Area parkir lumayan banyak pilihannya tapi cukup rame, ada yang di basement, parkir dalam, dan parkir luar. Semakin malem pulangnya bakal makin susah dapet parkirnya. Di lantai dasar ada beberapa ruko yang disewakan untuk bisnis, seperti mini market (yang sayangnya nggak jual makanan segar), jasa laundry biasa maupun laundry koin, toko air isi ulang dan gas elpiji, tempat potong rambut buat cowok, depot makanan, dan coffee shop. Kalau mau olahraga bisa ke lantai 2 yang ada kolam renang dan tempat buat nge-gym. Untuk gym bisa bayar tiap kali dateng atau bayar berlangganan sedangkan kolam renang free untuk penghuni dan tamu hotel.
Apakah tinggal di apartemen lebih murah dibanding dibanding ngekos atau ngontrak? Hmm menurut saya kayaknya lebih murah dibanding ngontrak ya, tapi lebih mahal dibanding ngekos. Karena saya dan suami ini tinggal di kamar apartemen milik pribadi, jadi kami nggak bayar uang sewa. Hanya perlu bayar tagihan bulanan yang mencakup listrik plus air dan ada tagihan tiga bulanan yang berupa service charge seperti uang kemanan dan kebersihan. Kalau mau nyewa kamar di apartemen Gunawangsa Manyar ini untuk ukuran 2BR setau saya sekitar 2,5 juta-3 juta tergantung kesepakatan dengan owner.
To sum up, berikut beberapa poin positif dan negatif yang bisa saya tulis setelah hampir setahun tinggal di Apartemen Gunawangsa Manyar Surabaya.
- Positif
- Letaknya cukup strategis, "hampir" di tengah kota jadi relatif dekat kemana-mana utamanya ke Unair, RSUD dr. Soetomo, dan tempat saya kerja.
- Relatif aman karena selalu ada satpam yang berjaga. Kalau mau akses lift juga harus punya kartu akses dan sidik jari. 1 kartu akses hanya bisa untuk 1 sidik jari. Jadi konsekuensinya kalau lupa nggak bawa kartu akses pas keluar masuk gedung, kita nggak bisa akses lift lagi hehe. Solusinya bisa minta tolong ke pak satpam yang jaga agar akses liftnya "dibukakan".
- Cukup ramai karena nggak hanya penghuni apartemen tapi juga ada tamu hotel maupun tamu event lain jadi nggak creepy karena sepi haha.
- Lebih ada privacy dibanding ngekos.
- Simple dan nggak ribet bersihin dibanding rumah kontrakan.
- Sejauh ini di lantai tempat saya tinggal jarang orang rese yang rame banget gitu, meski ya kadang ada waktu dimana ada yang teriak-teriak, nangis, main bola, atau lagi benerin sesuatu di kamarnya.
- Kalau ada sesuatu terjadi di apartemen bisa langsung lapor ke kantor admin apartemen, ke petugas sekuriti, maupun ke pihak engineering (misal berkaitan dengan masalah pertukangan plus pelistrikan).
- Negatif
- Kurang deket dengan supermarket maupun pasar jadi saya biasanya belanja buat masak seminggu sekali. (not distance walk for Indonesian wkwk)
- Pilihan makanan "jadi" yang enak di apartemen menurut saya kurang jadi harus cari di luar apartemen atau ujung-ujungnya go/grab food hahaha males banget yak. Ada sih yang enak di restonya hotel tapi masa iya mau makan sehari-hari kesana wkwk.
- Pas weekend atau liburan atau kalau ada event tertentu di hotel jadi agak terganggu karena suasana jadi super rame dan akses liftnya harus nunggu lama.
- Space dan daya listrik terbatas jadi nggak bisa nyimpen barang banyak plus harus merhatikan daya barang elektroniknya cocok nggak digunakan di apartemen biar nggak matian listriknya.
- Nggak kenal sama tetangga. Cuma sesekali aja ngobrol sama penghuni sini. Malah saya lebih kenal baik sama petugas-petugas sekuriti, tempat laundry, dan yang jualan air galon hehe.
Kalau teman-teman yang lain apa ada pengalaman tinggal di apartemen lain di Surabaya? 😀
No comments:
Post a Comment