Japan? Not anymore!

Mungkin ini karma gara-gara dulu terlalu cinta sama Jepang haha. Sekarang rasa kagumku yang dulunya 100% *kayaknya* sekarang ada di posisi kurang dari 50%. Memang beda keluar negeri sekedar jalan-jalan sama tinggal langsung di negaranya karena kita bakal tahu dan ngerasain suka dukanya hidup di negara itu.

Jepang memang masih juara dalam hal teknologi dan research nya. Orang-orang disini kerjanya kreatif dan efisien yang mungkin disebabkan pendidikan dasarnya nggak terlalu ditekan seperti kita ketika bersekolah SD di Indonesia. Di SD-SD Jepang *menurut ibu-ibu Indonesia yang punya anak disini* mata pelajarannya nggak seberat di Indonesia macam matematika,sains,dan kawan-kawan. Memang matematika dan ilmu eksak lain tetap diajarkan tapi porsinya sebanding dengan mata pelajaran seperti olahraga, prakarya, musik, memasak, dan kegiatan-kegiatan lain yang mengasah kreativitas anak. Selain itu alam Jepang yang keras (nggak punya banyak sumber daya alam) menuntut mereka kerja efisien dan membuat orang-orangnya nggak manja. Dengan sumber daya terbatas mereka bisa menghasilkan sesuatu yang fungsinya sangat maksimal. Banyak banget contohnya sampe bingung mau cerita yang mana nih haha. Customer service di Jepang juga nomer satu menurutku. Mereka bener-bener melayani yang namanya pembeli, kerjanya cepet dan memuaskan. Berkat transportasi di Jepang juga (cuma berlaku di kota-kota besarnya aja sebenernya) aku bisa keluyuran kemana-mana wkwk,sesuatu yang susah aku lakuin di Indonesia.

Tapi di balik itu aku ngerasa Jepang juga nggak lebih baik dari Indonesia. Jepang yang kelihatannya wow di depan menurutku sangat rapuh di belakangnya. Sudah berapa kali mungkin aku dibikin patah hati sama orang Jepang (?) haha. Orang-orangnya sangat individualis, terkesan nggak ramah (untuk hubungan personal contohnya dengan teman), penuh dengan basa-basi dan menjaga jarak banget dengan orang asing. Contohnya ada orang jatuh aja nggak ditolong, kita nanya jalan ke orang eh malah ditinggal pergi  *mungkin dikira hantu*,dan masih banyak lainnya. Sistem yang sangat teratur dan hukum yang sangat dipatuhi di satu sisi memang bagus membuat birokrasi nggak berbelit-belit tapi untuk beberapa hal menjadi sangat nggak fleksibel, kaku banget bikin susah orang asing disini kadang. Mungkin karena Jepang sangat homogen jadi mereka nggak biasa dengan sesuatu yang beda. Mereka cenderung men-generalkan *kacau banget nih Bahasa Indonesianya* semuanya. Yang aku bikin heran itu orang Jepang mungkin emang pinter ya tapi mereka kayak nggak berpengetahuan. Kadang mikir ini akunya yang terlalu ingin tahu atau mereka yang sebenernya kurang melek informasi. Mereka seakan nganggep semua negara di luar Jepang itu pake Bahasa Inggris, mereka terkaget-kaget orang Indonesia nggak pernah ngerasain musim dingin, mereka nggak peduli sama yang namanya politik. Oh iya bagi yang nggak bisa Bahasa Jepang disini maka jangan harap bisa hidup mandiri secara Jepang kejem banget sama orang asing. Udah tau gitu ya kita ini orang asing tapi mereka itu maksain banget tetep pake Bahasa Jepang. Minim waktu komunikasi dengan kita tolong dong pake kata-kata yang gampang >.< *jadi curhat*

Prospek Jepang ke depannya juga nggak diprediksi bakal bagus. Penurunan penduduk Jepang mencatat rekor dari tahun ke tahun, seperti tahun 2013 kemarin. Karena itu ada yang memprediksi beberapa puluh tahun lagi Jepang bakal bangkrut. Aku sih mikirnya Jepang di kemudian hari kalau mau tetep eksis bakal dikuasai bukan orang Jepang asli, tapi orang-orang asing seperti Cina dan ASEAN. Mereka yang bakal kerja disini dan menjalankan roda perekonomian Jepang. Sekarang aja tingkat ketergantungan Jepang terhadap negara lain sangat tinggi. Karena Abenomics ngucurin banyak dana buat memacu industri dalam negeri tapi konsumsi dalam negeri aja nggak tinggi, akhirnya beberapa tahun ini Jepang ekspansi pabrik dan perusahaan besar-besaran ke negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Yang paling menonjol mungkin di bidang otomotifnya kayak mobil dan motor dimana konsumsi di Indonesia sangat tinggi. Ada yang bilang sih usaha pemerintah buat bikin transportasi umum di Indonesia nggak bakal berhasil karena udah ada lobi tingkat tinggi sama Jepang. Kalau transportasi umum di Indonesia udah bagus,Jepang mau jual mobil dan motornya kemana lagi?
Selain itu dosenku juga pernah ngomong terang-terangan di kelas kenapa Jepang mau ngasi kesempatan belajar ke orang asing itu karena Jepang sendiri butuh. Contohnya orang Indonesia, Filipina, Thailand yang belajar pertanian di Jepang adalah orang-orang yang bakal membantu mengamankan yang namanya food security nya Jepang secara Jepang mengimpor sebagian besar kebutuhan pangan dari luar.
Yang mungkin paling kelihatan belakangan ini teknologinya Jepang udah mulai kalah dari Apple atau Samsung. Denger-denger bukan karena orang Jepangnya yang nggak kreatif lagi tapi sistem perusahaan Jepang yang masih konservatif bikin mereka nggak bisa menyaingi merk-merk yang aku sebut tadi. Sekarang katanya jamannya anak muda yang punya ide kreatif dan eksekusinya juga harus cepet. Tapi Jepang masih menjunjung tinggi yang namanya senioritas, ini yang bikin keputusan nggak bisa diambil dengan cepet di tengah persaingan yang sangat tinggi.

Jadi bagaimana menurutmu Jepang sekarang?  

No comments:

Post a Comment